Ayo matahariku cepat datang, aku melihatnya diantara pelangi disaat hujan reda seperti pagi yang selalu menjadi awal dari semua misteri ini. Dia kembali di usiaku yang ke 25 tahun ini, tiga perempat nyawa yang sudah aku habiskan untuk memutari lingkaran kehidupan yang selalu berbalik arah ketika aku mencoba menempuh perjalananya. Ini peristirahatan sejenak yang banyak makna dan arti pada sikap dan pilihan, aku dihadapkan pada dua pilihan ,diantaranya Yakin dan Sakit. Aku tahu ini sebuah ketegasan, tapi memilih memang tidak gampang juga tidak begitu yakin kadang akan pilihan itu, selalu ada yang dikorbankan untuk jadi lebih baik.
Aku dipertemukan seorang wanita saat itu, Juni 2010. Awal yang penuh rahasia dan pertanyaan tentunya, aku tidak tahu apa yang aku pikirkan saat itu. Bahkan aku tidak tahu arah tujuan hidup. Wanita itu tidak aku kenal…
Perjalanan yang sulit! Untuk ditempuh dengan sedikit kesabaran, banyak belajar dari kesalahan yang jadi kunci keberhasilan (kata orang-orang). Aku melihatnya seperti pelangi sehabis hujan reda, penuh warna dan samar. Mungkin kehadiran mu saat ini seperti pelangi? Penuh warna dan samar lalu hilang. Aku akan menunggumu saat hujan turun dan melihatmu setelah hujan reda. Penuh warna dan tetap samar.
Membuat satu keputusan itu tidak semudah yang aku pikirkan, dia memilih tapi tidak menentukannya, ragu dan sebatas balas budi, aku sering memberinya kesan diapun demikian. Melihat perubahannya, mendengarkan sarannya, mengerti kondisinya, tidak mudah untuk sekedar menanamkan satu rasa diantara dua pilihan, harus ada yang dikorbankan salah satunya, tapi mengertilah bahwa kau bukan pesaing, aku bukan penderma, aku ingin yang terbaik begitu juga dengannya. Tidak hanya dikenang untuk mengisi serambi hati yang sebenarnya hanya cerita fiksi 0105352011
Hal yang ditakuti akhirnya kembali terjadi, beberapa ungkapan menjadi cambuk dalam suasana haru ini. Tidak ada yang seperti ini sebelumnya aku sayang matahariku. Ini berat untuk sekedar lupa atau dilupakan, memori yang telah terlewati makin lama makin memadati otak! Hingga tak sanggup ku tampung semuanya. Aku ingin seperti dulu yang pernah kita lewati, dan aku akan tetap menjaganya.
Aku tetap tidak merasakan pagi, ketika semuanya sudah kembali. Tidak seperti yang diharapkan sebelumnya, satu tahun yang lalu…
Kemungkinan terbesar hanya sekedar mimpi saja, pencapaian yang abnormal, Tuhan tahu aku lelah dan tuhan tahu aku tidak menjalankan tugasnya, tapi tuhan tidak tahu aku harus bersikap apa sekarang! Demi masa depan dan hidup terhormat. Aku berkaca pada diri sendiri yang makin lama makin samar.
Tidak ada pagi 3:28 dini hari, seperti suasana sore menjelang malam, aku mulai bertanya dengan semua keadaan ini. Apakah seharunya seperti ini atau hanya perasaan yang tidak terkendali, ya memang benar. Aku tidak bisa mengendalikan diri pada suhu 20 derajat selsius ini, pikiran makin padat ribuan imaginasi saling berebut masuk memadati otak kiri dan kanan, mulut ini membisu sudah satu jam yang lalu, egoisme dan logika saling bertukar pemahaman, memaksakan diri pada titik jenuh yang makin berantakan, aku menyusun kepingan kenangan itu tapi kenapa aku tidak menyelesaikannya. Berbaring lusuh tanpa tujuan dan aku tidak yakin untuk menyusunnya lagi, sekarang.
Aku tetap tidak merasakan pagi…………